Social Icons

Aug 22, 2013

Melatih Rasa Kepedulian Anak

Melatih Rasa Kepedulian AnakSemaraknya aksi Peduli Mesir akhir-akhir ini yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat di Indonesia khususnya membuat saya semakin terharu. Ternyata negeri nun jauh secara jarak dan waktu bisa terasa pilu dan sakitnya sampai ke negeri kita. Bahkan mungkin orang-orang yang melakukan aksi KEPEDULIAN ini tidak mengenal siapa yang dibela di sana, namun dengan iman dan satu kata PEDULI maka semua ini terjadi. Namun sayang ada juga sebagian orang yang masih mengkritik, menghujat, bahkan menyesalkan bentuk aksi ini dengan alasan kenapa harus lelah lelah mengurusi negara orang, wong negara kita sendiri juga masih banyak masalah.. mmmffhhmm... Gak kayak gitu juga kali bro! Ada yang bilang “Kita cukup menjadi manusia saja untuk tergerak hati melakukan aksi melihat kejadian yang menimpa saudara-saudara kita.” Yaa... Aksi kan bisa berupa apa saja, aksi do’a, aksi gerak, sampai aksi membantu langsung tinggal pilih aja kok...

KEPEDULIAN??? Masih adakah di negeri kita tentang kepeduliaan ini. Pasti ada dan seharusnya ada, kita bisa terapkan itu sejak dini kepada adik-adik kita bahkan langsung kepada anak-anak kita sendiri.

Setiap orangtua pasti menginginkan anak-anak mereka tumbuh menjadi anak yang baik atau mengerti kesulitan orang lain. Untuk memiliki anak dengan sifat tersebut, ternyata membutuhkan waktu dan pendidikan dari orangtua. Tidak mudah memang mengajarkan anak mengerti pentingnya berbagi terhadap sesama, kecuali dengan pelatihan dan pendidikan yang dilakukan terus-menerus di rumah dan lingkungan terdekat.

Perkembangan egosentrisme anak umumnya dimulai anak pada usia 2-7 tahun, namun hal ini tergantung juga pada kematangan kognitif pada masing-masing anak dan tentu saja proses pembelajarannya yang berlangsung terus menerus. Sering kita jumpai anak-anak disekitar kita yang cuek dengan lingkungannya, sulit berempati dengan orang lain bahkan tidak peduli dengan lingkungan.

Sikap tidak peduli, umumnya dikarenakan balita masih berada pada masa egosentris yang memandang dirinya sebagai pusat dunia. Sehingga tak heran pada masa ini balita cenderung berpikir dari sudut pandang dan kepentingannya saja. Memang tak mudah mencetak anak yang punya rasa kepedulian yang tinggi. Suasana keluarga yang hangat dan saling peduli di antara anggota keluarga menjadi ajang belajar anak untuk meningkatkan sikap peduli kepada sekitarnya.

Langkah awal untuk mengajarkan anak agar bersikap lebih peduli adalah dengan menerima anak dengan kelebihan dan kekurangannya. Selain itu anak perlu diberikan contoh. Perlihatkan simpati anda pada perasaan anak atau orang lain, untuk menumbuhkan rasa empati anak pada lingkungan sekitarnya. Bicarakan dengan bahasa sederhana arti tanggung jawab dalam keluarga sehingga anak paham bahwa setiap orang mempunyai tanggung jawab. Berikan anak tanggung jawab ringan misalnya membereskan mainannya. Mengajak si kecil bersosialisasi juga dapat menumbuhkan sikap peduli. Dalam pergaulan, ia akan melihat pentingnya sikap berbagi dan saling memperhatikan orang lain.

Dapat Dilatih
Sikap sayang sesama dapat dilatih kepada anak dengan cara, misalnya, memberi tahu anak bagaimana harus bersikap saat berteman. Mereka juga harus diajarkan untuk mengutarakan perasaan dengan kata-kata. Bagi anak, hal itu sangat penting karena saat anak-anak segala sesuatu ingin diketahui.

Langkah lain yang harus dilakukan orangtua adalah memberikan penguatan positif pada perilaku sayang. Sebab, kebanyakan orangtua hanya memerhatikan anak ketika melakukan hal baik dan tidak baik. Anak berperilaku tidak baik karena anak merindukan perhatian orangtua. Karena itu, nyatakan penghargaan dan sayang Anda saat anak berperilaku sayang, maka dia akan lebih sering menunjukkan perilaku sayang.

Ini bertujuan untuk melatih anak agar lebih positif dalam bertindak dan bersikap. Dengan kasih sayang yang diajarkan kepada mereka, anak-anak akan mengerti kesulitan orang lain.
Hal lain yang harus diajarkan orangtua kepada anak adalah mengajarkan mereka untuk menolak perilaku yang bertentangan dengan kasih sayang. Anak-anak perlu belajar apa yang dapat atau tidak diterima untuk mencapai keinginannya. Jika untuk mendapatkan keinginannya seorang anak menyakiti atau merugikan orang lain, hal ini bertentangan dengan kasih sayang.

"Orangtua perlu menjelaskan menyakiti orang lain adalah cara yang salah".
Dengan Memberi
Langkah-langkah awal yang harus ditanamkan orangtua untuk menanamkan dan membangun munculnya rasa sayang terhadap sesama adalah dimulai dengan memberikan kasih sayang yang cukup pada anak.

Membuat anak merasa disayangi merupakan salah satu cara terbaik bagi orangtua dalam membangun munculnya rasa menyayangi orang lain. Anak yang disayang orangtuanya cenderung akan menyayangi anak lain. Sebaliknya, anak yang ditolak akan bersikap agresif, kurang mempunyai rasa sayang.

Selanjutnya, anak akan merasa dicintai jika melihat orangtua, guru, atau pendidik lainnya merasa senang atas kehadirannya. Misalnya, ketika dia masuk dalam ruangan disambut dengan senyum. Bahkan, anak akan merasa dicintai kalau kita peka terhadap kebutuhannya. Seorang anak akan tahu bahwa dia dicintai jika kesuksesannya membuat kita bersuka dan kegagalannya membuat kita berduka.

Rasa sayang yang berlimpah dari orangtua secara otomatis membuat anak memahami soal rasa itu. Si kecil juga merasakan bagaimana nyamannya disayangi dan menyayangi. Jauhi sikap kekerasan dalam keluarga, karena ini juga berdampak terhadap sikap anak nantinya. Kekerasan yang sering dilihatnya akan memengaruhinya dan mencontoh perbuatan tersebut. Alhasil, anak pun susah menyayangi sesama.

Nah, ayooo kita mulai dari saat ini untuk menerapkan sikap kepeduliaan kepada anak-anak kita tentunya dari hal-hal yang kecil sekarang juga tanpa harus menunggu sampai nanti...

No comments:

Post a Comment