Social Icons

Jul 31, 2012

Tri mumpuni, Pejuang Mikro Hidro Indonesia

Tri Mumpuni adalah sosok ibu yang bersahaja, rendah hati, dan ramah. Ibu dua anak yang mengabdikan dirinya bagi masyarakat desa bersama suami tercinta, Iskandar Budisaroso Kuntoadji. Beliau biasa dipanggil  Bu Puni. Tidak kurang 60 lokasi terpencil yang sebelumnya gelap gulita menjadi terang benderang dengan pembangkit yang mereka bangun. Melalui Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka) yang mereka bentuk memberikan penerangan dibeberapa wilayah Indonesia dan satu lokasi di Filipina.

Biografi Tri Mumpuni dari Biografi Web

Ibu Tri Mumpuni bersama suami, membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebagai sumber energi listrik bagi wilayah yang belum terjangkau atau sulit dijangkau oleh PT PLN dengan memanfaatkan potensi energi air yang terdapat dilokasi setempat untuk menggerakkan turbin.
“Dan dengan wirausahawan berjiwa sosial seperti Bu Puni, yang telah membantu masyarakat pedesaan di Indonesia untuk membangkitkan listrik, serta pemasukan dari tenaga air,” puji Presiden AS Barack Obama dalam pidato pembukaan untuk “Presidential Summit on Entrepreneurship” di Washington, DC.
Ide awal pembangunan PLTMH berawal dari seringnya Ibu Tri Mumpuni bersama suami berkeliling ke desa-desa dan melihat sumber air yang melimpah namum belum ada kabel distribusi listrik dilokasi tersebut. Kemudian kita bicarakan kepada Kepala Desa setempat kemungkinan untuk membangun pembangkit listrik dengan memanfaatkan aliran sungai untuk menghasilkan listrik dari sebuah turbin.
Langkah selanjutnya lanjut Tri Mumpuni, adalah mengumpulkan data untuk melihat kemungkinannya secara teknis serta menghitung rencana anggaran biaya kemudian mencari sumber dana untuk pembangunan pembangkit.
Setelah dana tersedia, yayasan Ibeka lalu mengirim Tim Sosial untuk membangun komunitas. Tim Sosial ini akan berinteraksi selama beberapa minggu dengan masyarakat agar terbina hubungan yang baik. Langkah awalnya adalah menghubungi tokoh agama maupun tokoh adat setempat.
Kemudian masyarakat diminta membuat organisasi yang akan mengurus turbin, dengan menentukan siapa ketua, bendahara, sekretaris, hingga siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan bongkar pasang mesin turbin. Tim yangg terbentuk tersebut juga diberikan pengetahuan pengoperasian mesin turbin dan penghitungan biaya yang harus dikeluarkan pelanggan dan biaya memelihara pembangkit listrik.
Tim Teknis Ibeka akan berkoordinasi dengan tim yang sudah dibentuk dari perwakilan masyarakat dalam pengelolaan maupun hal-hal lainnya terkait dengan pembangkit, jelas Tri Mumpuni.
Agar pembangkit listrik tenaga air itu dapat menjalankan fungsinya terus-menerus maka daerah tangkapan air di hulu harus dipertahankan seluas 30 kilometer persegi. Tidak boleh ada penebangan hutan dan vegetasi.


Nah, anak hebat semuanya, ingin gak selalu jadi pemenang...??
Di AHa ! Self Inspiration Center ini terdapat banyak metode pelatihan lhoo... yuu kita cek semua program - program di AHa ini yang bisa membuat anda semua menjadi Anak Hebat :)

Anak hebat itu bukan di lahirkan, tetapi di latih... anak hebat selalu ingin tau segalanya, dan anak hebat itu harus tahu sebelum orang lain tahu....
cek yu program - program yang bisa membuat anak - anak anda menjadi anak hebat :)
Listrik bagi desa terisolir bukanlah tujuan akhir ujar Tri Mumpuni, membangun pemberdayaan masyarakat khususnya secara ekonomi adalah tujuan utama kami. Dengan adanya listrik diharapkan ekonomi masyarakat dapat terbangun dan sekaligus membantu pemerintah untuk melistriki desa-desa terpencil.
Dia menerangi desa dalam arti sebenarnya. Bersama suaminya, Iskandar Budisaroso Kuntoadji, Tri Mumpuni Wiyatno membangun pembangkit listrik mini bertenaga air. Sudah 60 lokasi mereka terangi dengan listrik.
Listrik bukan tujuan utama kami, melainkan membangun potensi desa supaya mereka berdaya secara ekonomi,” kata Tri Mumpuni atau biasa dipanggil Puni dalam percakapan pekan lalu di Jakarta.
Karena itu, meskipun telah melistriki banyak tempat, Puni yang menjadi Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka), lembaga swadaya yang dia dirikan bersama Iskandar pada 17 Agustus 1992, terus mengembangkan end use productivity, yaitu bagaimana masyarakat desa setelah memiliki listrik menggunakan listrik itu untuk kegiatan produktif sesuai potensi desa.
Dalam konteks krisis lingkungan Bumi saat ini, dengan pemanasan global yang menimbulkan berbagai perubahan iklim dan cuaca, apa yang dilakukan Puni dan Iskandar menjadi bermakna.
“Agar pembangkit listrik tenaga air itu mampu berfungsi terus-menerus sepanjang tahun, setidaknya daerah tangkapan air di hulu harus dipertahankan seluas 30 kilometer persegi. Artinya, tidak ada penebangan hutan atau penggundulan vegetasi,” kata Puni.
Pembangkit listrik mikrohidro juga ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar fosil. Artinya, tidak menambah jumlah gas karbon dioksida ke atmosfer yang memperburuk efek rumah kaca penyebab naiknya suhu muka Bumi secara global.
Pembangkit mikrohidro Ibeka tidak ada yang menggunakan dana pemerintah?
Kami memang tidak pernah menggunakan dana Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN) karena sistem APBN tidak mengakomodasi proses pemberdayaan masyarakat. Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 80 Tahun 2003 mengharuskan adanya tender. Tidak mungkin rakyat kecil mengakses.
Selama ini kami menggunakan dana donor melalui kedutaan dan ada dari perusahaan dalam skema tanggung jawab sosial perusahaan.
Apa yang menarik Anda membangun listrik mikrohidro?


Nah, anak hebat semuanya, ingin gak selalu jadi pemenang...??
Di AHa ! Self Inspiration Center ini terdapat banyak metode pelatihan lhoo... yuu kita cek semua program - program di AHa ini yang bisa membuat anda semua menjadi Anak Hebat :)

Anak hebat itu bukan di lahirkan, tetapi di latih... anak hebat selalu ingin tau segalanya, dan anak hebat itu harus tahu sebelum orang lain tahu....
cek yu program - program yang bisa membuat anak - anak anda menjadi anak hebat :)
Mas Iskandar sudah mulai sejak tahun 1987 melalui lembaga yang dia dirikan bersama teman-temannya, Yayasan Mandiri, tetapi berjalan sangat lambat.
Saya melihat orang desa punya potensi berkembang, tetapi perlu alat. Nah, listrik itu alatnya. Jadi, listrik itu hanya alat, bukan pembangunan itu sendiri.
Suatu ketika Mas Iskandar minta tolong saya mempresentasikan proposal dana listrik mikrohidro. Saya langsung tertarik dan meninggalkan pekerjaan sebelumnya dalam program rumah untuk orang miskin di perkotaan, perempuan, lingkungan, kesehatan, dan pendidikan. Listrik di pedesaan ini mencakup semua hal itu. Begitu masyarakat punya listrik sendiri, mereka akan punya uang bersama untuk membiayai pendidikan, program kesehatan, program perempuan, infrastruktur seperti jalan, sampai radio komunitas.
Dari jumlah 60 lokasi yang dibangun Ibeka, berhasil semua?
Ada empat atau lima tempat yang tidak jalan lagi dengan macam-macam alasan. Di Padasuka, Cianjur, pohon di daerah tangkapan airnya ditebangi karena katanya untuk lapangan golf. Ternyata tidak jadi dan sekarang ditumbuhi ilalang. Ada yang turbinnya dijual kepala desanya sebagai besi tua, ada yang lalu listrik PLN masuk ke tempat itu.

Membangun komunitas

Karena memegang prinsip listrik hanya alat untuk membangunkan potensi masyarakat desa, cara kerja Puni dan Iskandar adalah membangun komunitas, mengajak mereka menyadari pembangkit listrik itu milik mereka dan mereka harus memelihara bukan hanya turbinnya, tetapi juga keajekan aliran air sepanjang tahun.
“Awalnya, kami yang memang senang jalan-jalan ke desa melihat ada sungai yang alirannya bagus dan belum ada kabel listrik PLN lalu kami temui kepala desanya.”
“Kami tidak berani memberi harapan. Biasanya Mas Iskandar akan bilang, kebetulan dia diberi pengetahuan lebih untuk mengadakan listrik. Ibu ini—maksudnya saya—yang akan mencarikan uangnya,” kenang Puni. “Setelah itu saya akan cari uang ke mana-mana.”
Desa-desa yang mereka bantu biasanya terpencil. Salah satunya Dusun Palanggaran dan Cicemet, enklave di Gunung Halimun, Sukabumi, Jawa Barat, yang mereka terangi dengan listrik tahun 1997. Untuk mencapai tempat itu harus berjalan kaki sembilan jam atau naik motor yang rodanya diberi rantai sebab jalan setapaknya licin. “Uang dari listrik dipakai membangun jalan berbatu yang bisa dilalui kendaraan four wheel drive. Ini membuka peluang membantu 10 dusun lain,” kata Puni.
Sebelum membangun pembangkit listrik, Ibeka selalu mengumpulkan data untuk melihat kemungkinannya secara teknis. Iskandar lalu membuat rencana teknik dan menghitung rencana anggaran biaya. Setelah itu tugas Puni “berjualan”. “Yang banyak membantu kedutaan Jepang,” kata Puni.
Setelah dana ada, Ibeka lalu mengirim tim sosial yang biasanya tinggal mulai dua minggu sampai satu bulan di desa. Di sini proses membangun komunitas dimulai, saat masyarakat diajak berdialog.
“Kami akan mencari orang-orang berpengaruh di desa itu lalu membuat pertemuan dengan masyarakat di gereja bila komunitasnya Kristiani, di masjid kalau komunitasnya Muslim, atau di rumah adat seperti di Kalimantan,” kata Puni.
Masyarakat diminta membuat organisasi yang akan mengurus turbin, menentukan siapa ketua, bendahara, sekretaris, sampai orang yang bisa bongkar-pasang mesin sebagai operator. Mereka juga diajak menghitung biaya yang harus dibayar pelanggan sebagai dana abadi dan dana untuk memelihara pembangkit listrik itu. “Ternyata orang desa nyambung diajak bicara hal-hal seperti itu,” kata Puni.
Ketika kemudian tim teknis tiba, mereka sudah tahu siapa operator turbin. Dia akan diajak ikut memasang turbin karena Ibeka selalu mengajak masyarakat bergotong royong membangun.
Kekecualian terjadi di Desa Krueng Kala, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. Menurut Puni, masyarakat di sana sama sekali tidak membantu karena mereka lelah setelah konflik berkepanjangan dan kemudian disapu tsunami pada 24 Desember 2004.
“Di sana tersisa hanya satu desa dengan 215 keluarga,” kata Puni. Lembaga swadaya internasional juga bertanggung jawab dengan membuat proyek Cash for Work. “Orang dibayar Rp 50.000-100.000 sehari untuk mengangkut batu dan membersihkan sampah di rumah mereka sendiri.”
Ketika enam bulan Puni kembali ke sana, hal tak disangka terjadi. “Kas desa terisi Rp 23 juta. Lalu ada aturan baru desa yang melarang menebang pohon apa pun dalam jarak 50 meter di kiri dan kanan sungai. Mereka menanam pohon buah-buahan supaya bisa dapat hasil dari buah itu. Padahal, sebelumnya sulit sekali menentukan uang langganan karena mereka merasa tidak punya uang.”

Sama-sama untung

Dalam sistem yang dibangun Ibeka, menurut Puni, bukan hanya masyarakat desa yang untung. PLN dan pemerintah juga untung.
Desa yang belum ada aliran listrik PLN (off grid) mendapat pemasukan dari uang langganan yang dibayar penduduk.
Di desa yang ada jaringan PLN, Ibeka menggunakan skema on grid yang menguntungkan dua pihak. “Kalau tidak salah ingat, pada 26 Desember 1999 ketika Pak Susilo Bambang Yudhoyono menjabat Menteri Pertambangan dan Energi saya menjelaskan agar sistem ini diterapkan di Indonesia,” kata Puni.
Rakyat tidak perlu terpinggirkan dalam pembangunan, bahkan punya dana abadi karena listrik yang menjadi aset desa dijual kepada PLN. “Ini bukan hanya capacity building, tetapi equity building karena kepemilikan rakyat sangat dihormati,” kata Puni.
PLN tidak perlu investasi. “Karena yang investasi rakyat dengan bantuan donor,” tambah Puni. “Sebenarnya pemerintah juga bisa investasi, tetapi saya tidak mengerti mengapa sampai sekarang tidak dilakukan.”
PLN menerima listrik bersih karena sumber energinya air, bukan bahan bakar fosil. Dari sisi teknis, di ujung-ujung jalur distribusi kualitas listrik PLN tetap terpelihara bila di ujung-ujung itu listrik PLN disuntik listrik rakyat.
Keuntungan untuk pemerintah, harga listrik mikrohidro lebih murah, Rp 425 dan Rp 432 per kWh. “Setahu saya listrik dari swasta dijual 6-7 sen dollar AS sebelum negosiasi,” kata Puni.
“Bila pemerintah sepakat membangun 500 megawatt listrik dari tenaga mikrohidro, lalu rata-rata satu pembangkit menghasilkan 100 kWh, berarti ada 5.000 pembangkit. Bila semua dijual ke PLN, ada pemasukan uang ke desa sebesar Rp 1,29 triliun per tahun. Bayangkan ekonomi desa yang akan tumbuh karena itu.”
Bila pembangkit itu dioperasikan masyarakat, berarti ada 5.000-an usaha kecil di desa yang menyerap 39.000 tenaga kerja bila tiap pembangkit dioperasikan tiga-enam orang. Orang desa pun akan bertahan di kampungnya karena ada kegiatan ekonomi di sana.
“Penghematan bahan bakar mendekati satu miliar liter setahun atau senilai kira-kira Rp 4,3 triliun, sementara biaya yang dibayarkan PLN kepada orang desa hanya Rp 1,29 triliun,” ujar Puni.
Keuntungan lain berhubungan dengan konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, yaitu Protokol Kyoto. “Karena sumber energinya bersih, maka Clean Development Mechanism pembangkit mikrohidro dapat menjual Certified Emission Reduction kepada negara maju. Nilai untuk 5.000 pembangkit listrik tadi adalah 6 juta dollar AS per tahun. Dana ini dapat dipakai untuk membangun lebih banyak desa.”
Lalu, kenapa pemerintah tidak melaksanakan skema ini?
Saya melihat penyebabnya, sistem anggaran yang mengharuskan adanya kontraktor yang membuat tidak terbangunnya komunitas. Akibatnya, hasilnya tidak langgeng. Sistem ini dijalani karena takut ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sedangkan tanpa KPK birokrasi kita sudah terkenal amburadul. Seperi lingkaran setan.

Solusinya?
Memperkuat masyarakat desa. Kami membantu orang desa mendirikan koperasi yang berbadan hukum sehingga bisa membuka rekening bank. Dana untuk membangun pembangkit ditransfer langsung ke rekening itu. Cara ini yang saya minta dikopi pemerintah.

Hidup Ini Mengalir Saja

Tri Mumpuni, anak ketiga dari delapan bersaudara ini, menyebut hidupnya mengalir saja. Sejak kecil, ketika tinggal di Semarang, Jawa Tengah, dia terbiasa melihat dan membantu ibunya yang aktif dalam kegiatan sosial. “Rumah kami jadi tempat posyandu, Ibu mengajar Kejar Paket A dan B. Jadi, saya biasa ikut menimbang anak-anak balita,” tutur Puni, panggilannya.
Bagi Puni, keluarga adalah sekolah yang tidak pernah berhenti. “Saya belajar dari Bapak dan Ibu saya,” tutur anak pasangan Wiyatno (almarhum) yang bekerja di BUMN dan Gemiarsih ini.
Ayahnya mengajari dia untuk berbagi, sementara ibunya mengajari memberi. Berbagi, kata Puni, artinya membagi berapa pun yang dipunyai untuk orang lain yang membutuhkan, pada saat yang tepat. Tak mengherankan rumah keluarga ini selalu ramai oleh saudara atau orang-orang dari desa yang tinggal bersama mereka dan disekolahkan orangtua Puni dan mereka yang tinggal bersama dianggap sebagai saudara.
Sedini usia kelas IV SD Puni sudah rajin ikut ibunya keliling ke kampung-kampung mengobati orang yang kena penyakit koreng. “Lucunya, setelah dewasa saudara-saudara bilang, hanya saya yang paling sering membantu Ibu,” kenang Puni tentang kegiatan ibunya yang lulusan Sekolah Kepandaian Putri.
“Pengalaman-pengalaman itu memperlihatkan kepada saya, dari proses hubungan manusia itu uang bukan segala-galanya,” tambah Puni.
Dia tidak patah semangat ketika cita-citanya masuk Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro tak terwujud. Prof Dr Andi Hakim Nasoetion-lah yang menelegram orangtua Puni agar anaknya segera ikut kuliah bersama mahasiswa tingkat satu di Institut Pertanian Bogor. “Telegram dari Pak Andi sampai dialbumkan Ayah,” kenang Puni. Andi Hakim, juri lomba karya ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), rupanya terus mengikuti kabar para finalis lomba yang tahun 1982 dimenangi Puni.
Suaminya, Ir Iskandar Kuntoadji, adalah sarjana geologi dari Institut Teknologi Bandung, dan belajar pembangkit mokrohidro di Swiss. Dari Iskandar, Puni banyak belajar mengenai kesederhanaan dan kejujuran.
“Sebagai perempuan, wajar kalau saya tertarik pada mode, sepatu dan tas. Biar sudah punya, kadang-kadang ingin beli lagi. Apalagi kalau modelnya bagus sekali, atau ketika sedang di luar negeri. Mas Iskandar hanya bilang, apa saya benar-benar membutuhkan itu.


Nah, anak hebat semuanya, ingin gak selalu jadi pemenang...??
Di AHa ! Self Inspiration Center ini terdapat banyak metode pelatihan lhoo... yuu kita cek semua program - program di AHa ini yang bisa membuat anda semua menjadi Anak Hebat :)

Anak hebat itu bukan di lahirkan, tetapi di latih... anak hebat selalu ingin tau segalanya, dan anak hebat itu harus tahu sebelum orang lain tahu....
cek yu program - program yang bisa membuat anak - anak anda menjadi anak hebat :)
“Kompromi saya, saya kadang menuruti dia, kadang saya beli juga tetapi saya berikan kepada orang. Jadi, ego saya terpenuhi, tetapi bukan untuk saya. Saya merasa situasi itu win-win.”
Iskandar juga mengajari bahwa rezeki itu cukup satu gelas. Kalau sudah lebih, berikan pada orang lain. “Itu mengajarkan untuk menahan diri dari keserakahan. Lingkungan kita rusak karena ego untuk terus mengonsumi, terus menumpuk.”
Dia menyebut hidupnya sangat berwarna. Suatu kali dia bersama suami dan anak tertuanya, Ayu yang bersekolah di Kanada, berada di dusun di hutan Ketambe, Gunung Leuser, Aceh Timur, yang gelap gulita tak ada listrik. Tetapi, kali lain dia ada di New York atas undangan Perserikatan Bangsa-Bangsa, di Dubrovnik di Kroasia, atau Beijing di China.
“Ayu bilang, betapa tidak adilnya ketika 47 persen orang Indonesia belum dapat listrik. Kami katakan, yang lebih tidak adil lagi adalah uang untuk melistriki mereka dikorup. Ini kriminal.” (NMP/MH)

Tri Mumpuni Wiyatno

Nama : Tri Mumpuni
Tempat dan tanggal lahir: Semarang, 6 Agustus 1964
Keluarga: Suami: Ir Iskandar Budisaroso Kuntoadji. Anak: Ayu Larasati (21), mahasiswi industrial design di Toronto University, Kanada, dan Asri Saraswati (19), mahasiswi bioprocess chemical engineering di University of Technology Malaysia.
Pendidikan: Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor; Energy and Sustainable Development International Session, Universidad da Costa Rica, 1992; Trade and Sustainable Development Course, Chiang Mai University, Thailand, 1993; Leadership for Environment and Development Course, 1993-1995, LEAD based in New York funded by Rockefeller Foundation; Lead Fellows (Cohort 2).
Penghargaan: Climate Hero 2005 dari World Wildlife Fund for Nature.
Pekerjaan: Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan, Subang.


Nah, anak hebat semuanya, ingin gak selalu jadi pemenang...??
Di AHa ! Self Inspiration Center ini terdapat banyak metode pelatihan lhoo... yuu kita cek semua program - program di AHa ini yang bisa membuat anda semua menjadi Anak Hebat :)

Anak hebat itu bukan di lahirkan, tetapi di latih... anak hebat selalu ingin tau segalanya, dan anak hebat itu harus tahu sebelum orang lain tahu....
cek yu program - program yang bisa membuat anak - anak anda menjadi anak hebat :)

Jul 30, 2012

Biografi Wiliam Henry Gates (Bill Gates)

Wiliam Henry Gates (Bill Gates)William Henry Gates III atau lebih dikenal dengan nama Bill Gates dilahirkan pada 28 Oktober 1955, di Seattle, Washington. Bill Gates adalah adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya William Henry Gates adalah seorang pengacara perusahaan yang punya banyak relasi di kota. Sedangkan ibunya Mary Maxwell seorang pegawai First Interstate Bank, Pacific Northwest Bell dan anggota Tingkat Nasional United Way.

Bill seorang anak yang cerdas, tetapi dia terlalu penuh semangat dan cenderung sering mengalami kesulitan di sekolah. Ketika dia berumur sebelas tahun, orang tuanya memutuskan untuk membuat perubahan pada dirinya dan mengirimnya ke Lakeside School, sebuah sekolah dasar yang bergengsi khusus bagi anak laki-laki. Di Lakeside itulah pada tahun 1968 Bill Gates untuk pertama kalinya diperkenalkan dengan dunia komputer, dalam bentuk mesin teletype yang dihubungkan dengan telepon ke sebuah komputer pembagian waktu.

Dia dengan cepat menguasai BASIC, sebuah bahasa pemograman komputer, dan bersama dengan para hacker yang belajar sendiri di Lakeside, dia melewatkan waktu ber-jam-jam menulis program, melakukan permainan, dan secara umum mempelajari banyak hal tentang komputer. “Dia adalah seorang eksentrik,” sebagaimana salah seorang guru memberikan Gates julukan itu. Bill Gates menempuh kuliah di Harvard University di Cambridge mulai tahun 1975. Di sana ia bertemu dengan Paul Allen sewaktu sekolah bersama-sama. Bersama Paul Allen, Bill Gates terus mengembangkan talentanya di bidang pemograman komputer. Namun, Bill gates memutuskan keluar (drop out) untuk menyumbangkan wakunya ke Microsoft.

Latar Belakang Pekerjaan

Melalui usaha kerasnya, perusahaan yang ia dirikan yang bernama Microsoft Corporation menjadi sukses dan Bill Gates melambung menjadi seorang jutawan. Di tahun 1990 Bill Gates sukses merilis sistem operasi yang sangat sukses di pasaran dunia. Namun, Bill Gates juga mendapat reputasi yang tidak baik dalam karirnya. Tidak hanya satu kali, bahkan Bill Gates melakukan beberapa kali kesalahan dalam bisnis perangkat lunaknya. Di tahun 1990 Bill Gates mendapat tuntutan dari Departemen Keadilan Amerika Serikat dengan dakwaan Gates telah melakukan monopoli terhadap perusahaan-perusahaan kecil. Dan sekali lagi Bill Gates tersandung oleh hukum undang-undang bisnis Amerika Serikat pada tahun 1999. Pada tahun 2000, Bill gates mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Pegawai Eksekutif dan ia memilih kembali ke profesi lamanya yang ia cintai yaitu Kepala Penelitian dan Pengembangan Perangkat Lunak di perusahaanya sendiri, Microsoft Corp. Dan pada awal tahun 2008, Bill Gates memutuskan untuk mengundurkan diri dari manajemen Microsoft dan mengkonsentrasikan diri pada kerja kedermawanan melalui yayasan sosial yang didirikannya, yaitu Bill & Melinda Gates Foundation.

Kehidupan Pribadi

Dalam kehidupan peribadinya, Gates menikah dengan Melinda French pada 1 Januari 1994. Mereka mempunyai tiga orang anak, Jennifer Katherine Gates (1996), Rory John Gates (1999) dan Phoebe Adele gates (2002). Dengan istrinya, Bill Gates telah mendirikan Bill & Melinda Gates Foundation, yang merupakan sebuah Yayasan Sosial yang memperhatikan pederita AIDS, beasiswa bagi universitas-universitas dan kepedulian pada dunia ketiga. Para kritikus mengatakan ini merupakan pembuktian terhadap kemarahan banyak orang tentang praktik monopoli, adikuasa perusahaannya dan beberapa kejahatan yang telah ia lakukan, tetapi beberapa orang yang dekat dengan Bill Gates berkata bahwa ia memang telah lama berencana untuk menyumbangkan sebagian besar hartanya. Di tahun 1999 koran Washington Post memberitakan bahwa "Gates telah menyatakan bahwa dia memutuskan untuk menyumbangkan $5 milyar kepada organisasi mereka. Hal itu tentu tidak mengherankan karena menurut survei Majalah Forbes, Bill Gates selalu menjadi orang terkaya di dunia berturut-turut selama tahun 1996 – 2004 dengan jumlah $ 90 Milyar. Dengan perjuangan dan tekad yang keras kini Bill Gates telah menggapai cita-citanya. Untuk mencapai kesuksesan memang diperlukan pengorbanan dan perjuangan yang berat, namun usaha keras dan sikap pantang menyerah Bill Gates telah membuahkan hasil yang dapat ia nikmati saat ini.

FAKTA FAKTA KEKAYAAN BILL GATES
Mau tau seberapa kaya sih Bill Gates itu? Inilah Fakta-faktanya..
Bill Gates menghasilkan US$250 setiap detiknya, itu sekitar US$20 juta sehari dan US$7,8 milyar setahun!
Jika dia menjatuhkan US$1.000, dia bahkan tidak perlu repot-repot lagi untuk mengambilnya kembali karena sama dengan waktu 4 detik untuk mengambil, dia sudah memperoleh penghasilan dalam jumlah yang sama.
Utang nasional Amerika sekitar US$5,62 trilyun, jika Bill Gates akan membayar sendiri utang itu, dia akan melunasinya dalam waktu kurang dari 10 tahun.
Dia dapat menyumbangkan US$15 kepada semua orang di dunia tapi tetap dapat menyisakan US$5 juta sebagai uang sakunya.
Michael Jordan adalah atlit yg dibayar paling mahal di Amerika. Jika dia tidak makan dan minum dan tetap membiarkan penghasilannya utuh dalam setahun sejumlah US$30 juta, dia tetap harus menunggu sampai 277 tahun agar bisa sekaya Bill Gates sekarang.
Jika Bill Gates adalah sebuah negara, dia akan menjadi negara terkaya sedunia nomor ke 37 atau jadi perusahaan Amerika terbesar nomor 13, bahkan melebihi IBM.
Jika semua uang Bill Gates ditukarkan ke dalam pecahan US$1, kita dapat menyusunnya menjadi jalan dari bumi ke bulan, 14 kali bolak balik. Tapi jalan itu harus dibuat non stop selama 1.400 tahun dan menggunakan total 713 buah pesawat Boeing 747 untuk mengangkut semua uang itu.
Bill Gates sekarang berumur 40 tahun. Jika kita mengasumsikan dia dapat hidup 35 tahun lagi maka dia harus membelanjakan US$6,78 juta per hari untuk menghabiskan semua uangnya sebelum dia pergi ke surga.
Tapi! Jika pemakai Microsoft Windows dapat mengklaim US$1 untuk setiap kali komputernya hang karena Microsoft Windows, Bill Gates akan segera bangkrut dalam waktu 3 tahun!

Sumber:
- www.wikipedia.com Wikipedia, Ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia
- http://cyberions.blogspot.com/2009/11/fakta-tentang-kekayaan-bill-gates.html

Jul 29, 2012

Perasaan Yakin dan Percaya

“Perasaan Yakin Dan Percaya Adalah Awal Menuju Keberhasilan. Yakin Dan Percaya Akan Menghasilkan Kekuatan Untuk Bertindak. Begitu Anda Yakin Dan Percaya, Anda Tinggal Mencari Jalan Dan Cara Untuk Mewujudkan Keberhasilan Anda.”
Djajendra



Saat Anda memiliki keyakinan dan rasa percaya diri yang tinggi untuk meraih keberhasilan, maka secara otomatis diri Anda akan diperkuat oleh energi sukses untuk meraih sukses Anda. Orang sukses artinya hidup dalam keyakinan dan rasa percaya pada sukses, dan tidak akan ada keraguan, ketakutan, dan alasan. Yang ada hanya perjuangan, kerja keras, doa, rasa yakin, dan percaya diri.

Kualitas kehidupan Anda sangat tergantung kepada keyakinan dan kepercayaan Anda kepada kehidupan Anda. Persepsi dan kepercayaan Anda terhadap kekuatan uang akan menentukan kualitas kehidupan ekonomi Anda. Bila Anda menganggap uang sebagai alat untuk mempermudah perjalanan kehidupan Anda, Anda pasti akan bekerja keras untuk menghasilkan uang dan menginvestasikannya buat masa depan Anda. Bila Anda yakin dan percaya bahwa melalui bisnis Anda bisa meraih sukses, Anda pasti akan berjuang selangkah demi selangkah untuk menciptakan sebuah usaha atau bisnis yang berbuah terus buat kehidupan Anda dan keluarga. Bila Anda yakin dan percaya bahwa cinta dan relasi baik Anda kepada siapa pun akan membawa kebaikan, Anda pasti akan berjuang keras untuk mengendalikan emosional diri Anda buat cinta dan relasi baik Anda terhadap kehidupan Anda.

Bila Anda yakin dan percaya bahwa di sepanjang kehidupan Anda di bumi ini adalah hari-hari yang penuh dengan kebahagiaan dan kedamaian, Anda pasti akan menemukan indahnya kehidupan Anda. Bila Anda yakin dan percaya bahwa kebahagiaan, kesuksesan, dan kenyamanan hidup adalah milik Anda, Anda sesungguhnya sedang mendaki ke puncak sukses kehidupan Anda. Miliki impian, keyakinan, kepercayaan, dan harapan di sepanjang kehidupan Anda. Lalu, perjuangkan impian, keyakinan, kepercayaan, dan harapan Anda itu melalui jalan kebaikan. Yakinlah dan percayalah bahwa semua perjuangan di jalan kebaikan pasti menghasilkan hal-hal terbaik yang membahagiakan jiwa, raga, dan pikiran Anda.

indonesia peringkat 4 olimpiade london di twitter

TEMPO.CO Jakarta -- Indonesia belum mendapat medali di Olimpiade London 2012. Namun, Merah-Putih telah berhasil bercokol di peringkat keempat di pesta olahraga negara-negara dunia tersebut.
Indonesia Peringkat Empat Olimpiade di Twitter  
Tapi jangan salah duga terlebih dahulu. Ternyata, Indonesia berada di peringkat keempat di Olimpiade dalam hal dukungan via Twitter. Panitia Olimpiade London memang menyediakan halaman khusus di situs resmi www.london2012.com, di mana seluruh pengunjung web bisa menyuarakan dukungan bagi negara mereka dengan menggunakan tagar #supportyourteam.
Hingga beberapa jam setelah pembukaan, Indonesia berada di peringkat keempat dengan 795 kicauan dukungan. Pada pagi harinya, Indonesia sempat berada di peringkat kelima, di bawah Uni Emirat Arab. Namun, menjelang siang, Indonesia menyalip negara Timur Tengah tersebut dan unggul hingga sekitar 20 kicauan dukungan.
Kicauan dukungan untuk kontingen Indonesia sendiri lebih banyak ditujukan untuk cabang olahraga bulutangkis dan panahan. Uniknya, para pendukung tim Indonesia tetap mendukung cabang olahraga sepak bola, meski tim sepak bola Indonesia tidak turut serta di London.
Secara umum Amerika Serikat masih unggul di dukungan via Twitter. Negeri Abang Sam mendapat sekitar 18 ribu kicauan dukungan, disusul Inggris Raya di peringkat kedua dengan sekitar 1.000 kicauan, dan Kanada dengan sekitar 900 kicauan.

Jul 28, 2012

ITB juara mobil irit



Merdeka. Institut Teknologi Bandung (ITB) menorehkan prestasi gemilang dalam lomba mobil irit tingkat Asia. Mobil karya anak ITB menjadi juara pada kejuaraan bertajuk Shell Eco Marathon ASIA, 4-7 Juli 2012, di Sepang Internasional Circuit, Kuala Lumpur, Malaysia.

Salah satu manajer Tim Cikal Cakrasvarna Peter Lukito Ferdian mengatakan dari tiga tim yang dikirimkan yakni Tim Cikal Cakrasvarna, Tim Cikal Cakrawala, dan Tim Cikal Diesel semuanya mampu menggores prestasi.

Untuk tim Cikal Cakrasvarna mampu menjadi yang terbaik. Tim ini mampu menyisihkan 18 negara lain di Asia. Sedangkan dua tim lainnya yakni Tim Cikal Cakrawala, dan Tim Cikal Diesel mampu menjadi runner up.

"Tim Cikal Cakrasvarna yang menjadi juara itu mampu mengonsumsi bahan bakar bensin 196 km per liter," katanya saat ditemui di Gedung Rektorat Rapim A, Jalan Tamansari, Bandung Rabu (11/7).

Dengan raihan ini Tim Cikala Cakrasvarna berhasil menjadi yang teririt di kategori internal Combustion yaitu kategori yang menandingkan mobil menggunakan mesin motor bakar.

"Mobil ini kita gunakan bahan bakar diesel ethanol, Fame, Gasoline, dan Gas to Liquid," jelasnya.

Sedangkan dua lainnya, yakni tim cakrawala yang menandingkan mobil dengan sumber energi proyeksi masa depan antara lain battery electric, hidrogen, dan sel surya mampu mengkonsumsi energi 75 km/kWh.

"Untuk tim cikal diesel mampu mengkonsumsi bahan bakar biodisel 149 km/liter," ujarnya.

Diakuinya ini merupakan hasil yang mengejutkan bagi tim ITB. Sebab ini merupakan kali pertama dan merupakan wakil satu-satunya dari Indonesia yang mampu meraih juara.

Dia menambahkan dalam membuat mobil itu, ITB melibatkan mahasiswa multi disiplin ilmu seperti teknik mesin, elektro, elektro power, elektro telekomunikasi, desain produk, desain interior, dan lainnya.

"Prestasi ini justru membuktikan kami di Asia, bahwa Indonesia sebenarnya memiliki bakat handal di bidang otomotif yang dilakukan para enginer muda," jelasnya.
SUMBER

----------------------------------

komen : Selamat ITB terus berkarya anak muda Indonesia, semoga kelak akan memberikan yang terbaik untuk Bangsa  

Jul 17, 2012

Buat apa sih kamu kuliah...??

Selamat Kamu sudah jadi mahasiswa
lalu kenapa?
Memang apa sih kerennya jadi mahasiswa? Kamu pikir kamu keren kalau jadi mahasiswa? Dengan jas almamater yang heroik kamu jadi bisa kembali ke sekolah kamu dan berkata, “saya sekarang mahasiswa UNAIR loh” atau “ini nih lihat jaket kuning UI gw”.
Okey, itu memang salah satu bagian menyenangkan yang bisa dibanggakan, tapi kalo udah bangga, kamu mau apa? Apa yang kamu dapatkan dari kebanggaan tersebut?
‘seneng aja’
‘kepuasaan batin’
‘yah keren aja sih’
Ada lagi kah ?
Kamu udah yakin dengan pilihan jurusan dan kampus kamu? Sudah sesuai dengan panggilan jiwa belum? Atau kamui masih bohong sama diri kamu?
‘iya saya sudah yakin kok sama pilihan saya’
‘ah masa sih?, yakin? Itu kok muka masih belum pede tampaknya’
‘ya dibuat yakin dong, kan sudah keterima’
‘bener nih gak nyesel?’
‘emang ada pilihan lain kah?’
Kamu sudah jadi mahasiswa nih sekarang, lalu kamu mau jadikan titel kamu nanti untuk apa? Mau dijadikan apa titel yang kamu raih?
Sobat, kata rektor saya dulu, biaya standar untuk seorang sarjana teknik adalah Rp.28.000.000 setiap semesternya. Jumlah yang yang gak kecil loh, coba saya tanya berapa biaya kuliah? Dulu saya di Itb 1.850.000 per semesternya. Kabarnya sekarang sudah mencapai hingga 5 juta rupiah per semesternya. Okelah kita pakai standar sekarang saja, dan dengan asumsi biaya sarjananya tetap.
Dengan asumsi ini saja saya bisa mengatakan kalau dalam satu semester, minimal kita sudah memiliki hutang 23 juta per semesternya. Hutang? Pasti banyak yang bertanya, itu hutang ke siapa? Hutangnya ke Rakyat Indonesia kawan. Mereka yang bayar pajak itu telah mensubsidi kuliah kamu, khususnya buat kamu yang kuliah di kampus negeri.
Pendidikan yang berkualitas itu hakekatnya memang mahal, pertanyaannya siapa yang akan menanggung biaya pendidikan tersebut? Dalam kasus Indonesia, rakyatlah yang juga dibebankan untuk membiayai kuliah kita.
Saat pertama kali masuk ITB beberapa tahun yang lalu, seorang alumni yang sangat senior berbicara dalam sebuah sesi seminar.
“untuk masuk ITB, perbandingan tingkat kompetisinya adalah 1 banding 20. Artinya ketika kamu bahagia karena telah masuk ITB, ada 19 anak muda Indonesia lain yang menangis kecewa karena gagal diterima di ITB.
Kamu kuliah di subsidi oleh rakyat, maka untuk membalas budi pengorbanan uang yang telah rakyat berikan, kamu minimal harus bisa kasih makan ke 76 orang lainnya. Darimana angka 76 tersebut?
Kita asumsikan 19 orang tersebut menikah dan memiliki dua anak saja, maka itu berarti 19 dikali 4 yaitu 76 orang”
Kata-kata tersebut selalu terngiang di benak saya hingga saat ini, saya selalu berpikir dan mencari jalan bagaimana bisa membuka kesempatan menambah penghasilan bagi 76 orang. Tentu bukan hanya dengan membuka lapangan kerja dengan menjadi entrepreneur, banyak cara untuk bisa berbagi seperti dengan aktivitas sosial.
Bagaimanapun caranya, itulah yang perlu kita sama-sama pikirkan. Bahwa kamu jadi mahasiswa itu tidak mudah dan tidak bisa asal-asalan. Kamu perlu tanya ke diri kamu, “saya mau berkontribusi apa selama jadi mahasiswa dan setelah lulus untuk negeri ini?
Karena kuliah kamu bukan hanya menyangkut diri kamu, tetapi juga ratusan juta rakyat Indonesia di masa kini dan masa depan. Mahasiswa seringkali disebut sebagai unsur perbaikan negara, ya benar adanya kalimat tersebut. Karena ditangan mahasiswa yang nantinya akan masuk ke dunia nyata lah negeri ini bergantung harapan.
Kamu kuliah, kamu termasuk dalam 18% rakyat Indonesia usia 18-23 tahun yang beruntung bisa menikmati bangku di perguruan tinggi. Jumlahnya tidak sampai 4.5 juta saja mahasiswa itu. Maka renungkanlah nasih 78%  rakyat Indonesia lainnya yang
Karena kamu itu mahasiswa, ada kata MAHA di depan siswa. Maha itu identik dengan tidak terbatas dan tidak pernah habis. Perlu di ingat, bahwa penggunaan kata MAHA itu identik dengan sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan (e.g Maha Pengasih,dan Maha Penyayang). Menariknya bahasa Inggris nya dari Mahasiswa adalah student, atau terkadang ditambahkan College Student. Bahasa arabnya mahasiswa adalah thulabiy, sama dengan siswa. Mereka tidak menggunakan terminologi Great Student atau AkbaruThulabiy sebagai kata ganti mahasiswa.
Hanya di Indonesia yang menggunakan pola kata seperti ini. Kenapa? Karena ada sebuah harapan khusus bagi mahasiswa Indonesia untuk bisa memiliki karakter seorang MahaSiswa, seorang yang tidak pernah terbatas hasratnya untuk bisa menuntut ilmu.
Dalam sebuah lirik lagu perjuangan kampus yang berjudul “Kampusku”, sang pengubah lagu menuliskan seperti ini;
Berjuta Rakyat Menanti Tanganmu
Mereka Lapar dan Bau Keringat
Kusampaikan Salam Salam Perjuangan
Kami Semua Cinta Indonesia
Tapi kamu juga jangan terlalu Geer dulu dengan segala sanjungan untuk mahasiswa, itu gak sekeren itu kok, kadang malah cuma klise belaka. Saya malah berpikir terlalu banyak pujian untuk seorang yang menyandang label mahasiswa. Padahal jadi mahasiswa gak sekeren itu kok, apa sih mahasiswa? Belajar males, kajian kebangsaan cuek, demo di jalan gak mau, kegiatan pengembangan masyarakat juga gak peduli, bahkan fokus pada kompetensinya saja juga enggan.
Apa sih mahasiswa itu? Cuma mampu mejeng dengan tampang keren, sok bawa mobil ke kampus padahal uang orang tua. Bergaya sana sini, ganti pacar tiap bulan, gak nyimak dosen di kelas, ke kampus dandannya udah seperti mau ke resepsi pernikahan.
Ngapain sih tuh mahasiswa? Selama empat tahun di kampus akhirnya gak aplikasi ilmunya, berpikir gimana ngasih makan dirinya saja, lupa kalau dia di bayarin rakyat saat kuliah, jadi manusia hedon yang lupa kalau masih banyak rakyat yang lapar dan bau keringat.
Ah mahasiswa, apa pentingnya? Cuma bisa kritik keadaan negeri tanpa mau berpikir apa yang bisa ia lakukan untuk negerinya. Hanya ribut diantara mahasiswa, bakar ban dan akhirnya rakyat lagi yang kembali menderita.
HEI KAMU YANG MENGAKU MAHASISWA !
Coba sekarang saya tanya buat kamu yang mau lulus kuliah, buat apa sih kamu kuliah? Abis kuliah mau kemana?
‘ikutin aja kemana angin membawa’
‘yah kita lihat nantilah gimana abis wisuda’
‘mau kerja dulu deh, sambil mikir mau ngapain setelahnya’
Umm. Okey, tidak ada yang salah dengan kalimat-kalimat tersebut. Tetapi kalimat-kalimat ini menandakan masih banyak diantara mahasiswa dan alumni muda yang bahkan tidak tau mau ngapain setelah lulus.
Helloooo
Dimana #panggilanjiwa kamu kawan? Masih belum berjumpakah dengan #panggilanjiwa kamu itu? Atau bahkan kamu tidak berusaha mencarinya?
Sobat,apakah dunia kampus belum cukup untuk kamu dalam mem-#bangunmimpi? Butuh berapa lama lagi untuk kamu agar bisa menemukan dan merencanakan mimpi besar kamu sobat? Atau jangan jangan kamu lebih nyaman dalam ketidakpastian mimpi kamu?
Mereka yang tidak punya mimpi akan terjebak pada kegalauan hidup, dan bila kegalauan hidup menemani mereka maka ketidakpastian akan menjadi sahabat, dan akhirnya berujung pada ketidakjelasan manfaat hidup itu sendiri.
APA KONTRIBUSI KAMU UNTUK NEGERI?
Percuma saja kamu kuliah kalau ternyata pilihan jurusannya bukan yang kamu minati, bohong dengan #panggilanjiwa hanya untuk mengejar titel di kampus negeri saja. Hidup itu bukan sekedar titel kamu di dapat dimana, tetapi kamu mau berbuat apa dengan titel tersebut untuk kebaikan dan kebermanfaatan.
Kamu pikir jadi alumni dari kampus beken itu terjamin masa depannya kawan? Saya justru banyak kenal teman, senior, dan junior saya di kampus yang luntang-luntung gak jelas karena penuh kegalauan dalam menatap masa depan. Mereka tidak membangun karakter diri selama jadi mahasiswa. Akibatnya? Hidup segan, Mati enggan.
Lantas, apa yang bisa dibanggakan ketika setelah lulus hanya menjadi sekrup kapitalis yang menghambakan diri pada uang dan rela ketika sumber daya negeri ini dikeruk untuk kepentingan asing semata. Apa kalian lupa kalau kalian kuliah disubsidi oleh negara? Uang rakyat itu kawan? Hasil pajak mereka yang berharap negeri ini lebih baik.
Buat saya, percuma belajar mati-matian masuk perguruan tinggi kalau ujung-ujungnya hanya memetingkan isi perut belaka dan tidak mampu berkontribusi untuk bangsa. Sayang banget kawan, bila 4-5 atau bahkan 6 tahun kuliah pada akhirnya hanya menjadi perusak negeri, yang serakah atas kebutuhan dunia.
Atau lebih sadis lagi mereka para koruptor yang menghabiskan hidup untuk merusak moral sosial bangsa. Seharusnya mereka mereka inilah yang di klaim oleh Malaysia bukan budaya Indonesia.
Rakyat negeri ini membiayai kamu kuliah bukan hanya untuk mendapatkan IPK Cum Laude atau terancam Cum Laude. Yakin nih yang IPK nya 4.00 itu benar-benar cerdas? Jangan-jangan mereka cuma seorang robot yang jago menyelesaikan soal ujian, tetapi gamang dalam menghadapi soal kehidupan.
Kamu kuliah di kampus teknik, jadilah teknokrat yang visioner. Kuliah di fakultas hukum, jadilah advokat yang adil. Belajar di jurusan ekonomi, maka jadilah ekonom yang bijak. Atau bila kamu kuliah di kampus pertanian, bangunlah negeri ini dengan ilmu pertanian yang kamu miliki, jangan mangkir dari kompetensi dan malah berpikir untuk menjadi bankir.
Kuliah itu mahal kawan, setau saya di UI sudah Rp.25.000.000, di ITB bahkan ada yang mencapai Rp.50.000.000. Biaya per semester juga sudah semakin besar, lalu apa yang kamu cari setelah lulus? Hanya bekerja sebagai pegawai kah pilihan hidup kamu?
Masih banyak anak muda Indonesia yang tidak kuliah. Atau alumni kampus yang katanya beken dan akhirnya memilih untuk bersaing dalam job fair dengan alumni kampus yang katanya ga beken? Gak malu ya sobat?
Yuk kita berpikir #beda , jangan berpikir “mau kerja di perusahaan apa”, melainkan “mau buka lapangan kerja dimana ya”
Saya sering bilang ke mahasiswa ITB, buat apa kamu bangga masuk ITB kalau hanya bisa jadi mahasiswa KUPU KUPU alias kuliah pulang kuliah pulang. Mending kamu sekalian aja pulang ke rumah orang tua kamu. Karena kita kuliah bukan hanya untuk mengejar nilai, kita kuliah untuk menikmati proses pembelajaran diri dalam setiap kesempatan.
Malu lah pakai jaket kuning UI yang katanya keren itu kalau gak peka sama isu sosial masyarakat, hanya mengenal kuliah-kafe-mall saja. Helloo kawan, itu jaket kuning lambang perjuangan, apa kontribusi kamu untuk negara. Kalau kamu sudah berkontribusi untuk negeri, barulah boleh sedikit bangga dengan jaket kuning kamu sobat!
Atau mahasiswa UGM yang terkenal dengan jaket warna karun goni, itu warna kerakyatan, maka segen saya lihat mahasiswa UGM kalau melihat dan memikirkan realita rakyat aja gak mau. Jaket mu itu bukti pengorbanan sobat!
Malu lah gw jadi mahasiswa kalau sepanjang masa kuliahnya gak pernah demo di jalan
Ah capeklah kuliah itu kalau hanya mengejar Nilai tetapi anti sosial, menjadi manusia robot yang bangga jadi sekrup kapitalis.
Buat kamu yang baru lulus SNMPTN atau segala bentuk ujian masuk perguruan tinggi lainnya. Berani janji kontribusi apa selama jadi mahasiswa? Atau udah cukup bangga dengan label mahasiswa?
Masuk jurusan kedokteran kampus beken, tetapi gak mau praktek di daerah terpencil, hanya mau jadi dokter di kota. Hmm percuma deh, di kota di daerah daerah aja masih kekurangan dokter, di kota dokter menumpuk. Hmm mendingan mundur deh.
Ayolah kawan! Kita MAHAsiswa, ada kata Maha di depan siswa, masa masih sama sama aja konsep berpikirnya dengan mereka yang tidak sekolah. Malu la kita sama tukang bakso yang bisa punya 3 pegawai, mereka yang tidak kuliah aja bisa ngasih makan orang lain, lah mahasiswa? Bangun Idealisme itu kawan, sejak mahasiswa, kesempatan terakhir untuk membangun idealisme itu ada di kampus. Setelah lulus, kalian akan menikmati dunia nyata yang sangat kejam dan pragmatis.
Hidup itu bukan hanya tentang duit, duit, dan DUIT.
Mahasiswa itu #beda!
Yuk kita bangun konsep berpikir yang dewasa. Jangan bangga ke kampus pakai mobil orang tua untuk mejeng sana sini dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar, manja dalam belajar serta lemah karakter. Percuma nanti di hari wisuda, para alumni itu hanya menambah daftar pengangguran negeri ini, buat apa kamu kuliah sobat?
Sobat, mari kita maknai dengan #bijak kenapa kita harus kuliah. Ini bukan hanya sekedar mengikuti kebiasaan banyak orang. Tetapi ini tentang upaya membuat diri kita lebih mampu berkontribusi untuk pembangunan bangsa.
Sobat, kamu mau berkontribusi apa selama kuliah?
“Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”
-Ki Hajar Dewantara-
sumber :http://ridwansyahyusufachmad.com/2012/06/19/buat-apa-sih-kuliah-jangankuliah/