Anak Hebat, sesuai komitmen saya bahwa pembahasan tentang kiat-kiat mengurangi lupa dalam belajar akan kita lanjutkan dalam tulisan berikutnya yakni dalam “KIAT-KIAT MENGURANGI LUPA DALAM BELAJAR PART 2”.
Kini dalam tulisan yang and baca sekarang, anda akan bisa menemukan beberapa kiat yang mudah-mudahan bisa membantu anda dalam menangani kasus yang menjengkelkan bernama “LUPA”. Maka perhatikan baik-baik dan sebutlah dengan nama Tuhanmu sebelum membaca pada paragraf berikutnya, jika telah anda lakukan, saya ucapkan selamat membaca…
Dapatkah kita mencegah peristiwa lupa yang sering kita alami? Lupa itu manusiawi dan mungkin kita tak akan mampu mencegahnya. Namun, sekadar berusaha mengurangi proses terjadinya lupa yang sering kita alami dapat kita lakukan dengan berbagai kiat.
Pada prinsipnya, apabila materi pelajaran yang di sajikan dapat kita serap, diproses, dan disimpan dengan baik oleh sistem memori kita, peristiwa lupa yang menjengkelkan semua pihak itu mungkin tidak terjadi, atau terjadi namun tidak total. Masalah kita sekarang ialah bagaimana kiat membuat sistem memori/akal kita berfungsi optimal dalam memperoses materi pelajaran yang disajikan.
Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal kita. Banyak ragam kiat yang dapat di coba oleh kita dalam meningkatkan daya ingat, antara lain menurut Barlow (1985), Reber (1988), dan Anderson (1990), adalah sebagai berikut:
1. Overlearning
Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Overlearning terjadi apabila respons atau reaksi tertentu muncul setelah kita melakukan pembelajaran atas respons tersebut dengan cara diluar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat dipakai untuk overlearning, antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin dan Sabtu memungkinkan ingatan kita terhadap materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) lebih kuat.
2. Ekstra study time
Ekstra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas belajar. Penambahan alokasi waktu belajar materi tertentu berarti menambah jam belajar, misalnya satu jam menjadi satu setengah jam. Penambahan frekuensi belajar berarti meningkatkan kekerapan belajar materi tertentu, misalnya dari sehari sekali menjadi dua kali sehari. Kiat ini di pandang cukup strategis karena dapat melindungi memori dari kelupaan.
3. Mnemonic device
Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya disebut mne-monic itu berarti kiat khusus yang dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan item-item informasi ke dalam sistem akal kita. Muslihat mnemonic ini banyak ragamnya, tetapi yang paling menonjol akan saya uraikan di bawah ini.
- Rima (Rhyme), yakni sajak yang di buat sedemikian rupa yang isinya terdiri atas kata dan istilah yang harus kita ingat. Sajak ini akan lebih baik pengaruhnya apabila diberi not-not sehingga dapat dinyanyikan. Nyanyian anak-anak TK yang berisi pesan-pesan moral dapat di ambil sebagai contoh penyusunan rima mnemonic.
- Singkatan, yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah yang harus kita ingat. Misalnya, kita menghafal nama-nama Rasul yang Ulul Azmi yakni Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad saw, yang disingkat menjadi NIMIM. Pembuatan singkatan-singkatan sebaiknya dilakukan sedemikian rupa sehingga menarik dan memiliki kesan tersendiri.
- Sistem kata pasak (peg word system), yakni sejenis teknik mnemonic yang menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah dikuasai sebagai pasak (paku) pengait memori baru. Kata komponen pasak ini di bentuk berpasangan seperti merah-saga, panas-api, dan lainnya. Kata-kata ini berguna untuk mengingat kata dan istilah yang memiliki watak yang sama seperti: darah, lipstick; pasangan langit dan bumi; neraka, dan kata/istilah lain yang memiliki kesamaan watak (warna, rasa, dan seterusnya).
- Metode Losai, yaitu kiat mnemonic yang menggunakan tempat-tempat khusus terkenal sebagai sarana penempatan kata dan istilah tertentu yang harus kita ingat. Kata “loci” sendiri adalah jamak dari kata “locus” artinya tempat. Dalam hal ini, nama-nama kota, jalan, gedung terkenal dapat dipakai untuk menempatkan kata dan istilah yang kurang lebih relevan dalam arti memiliki kemiripan ciri dan keadaan. Contoh: nama ibukota USA untuk mengingat presiden pertama Negara itu (George Washington); dan gedung bundar untuk mengingat nama jaksa agung.
- Sistem kata kunci. Kiat mnemonic yang satu ini relatif tergolong baru di banding dengan kiat-kiat mnemonic lainnya. Kiat ini mula-mula dikembangkan pada tahun 1975 oleh dua orang pakar psikologi, Raugh dan Atkinson (Barlow, 1985). Sistem kata kunci biasanya direkayasa secara khusus untuk mempelajari kata dan istilah asing, dan konon cukup efektif untuk pengajaran bahasa asing seperti bahasa inggris. Sistem ini berbentuk daftar kata yang terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut: 1) kata-kata asing; 2) kata-kata kunci, yakni kata-kata bahasa lokal yang paling kurang suku pertamanya memiliki suara/lafal yang mirip dengan kata yang dipelajari; 3) arti-arti kata asing tersebut.
4. Pengelompokan
Maksud kiat pengelompokan ialah menata ulang item-item materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang di anggap lebih logis dalam arti bahwa item-item tersebut memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau sangat mirip. Pengelompokkan ini direkayasa sedemikian rupa dalam bentuk daftar-daftar item materi seperti:
- Daftar I terdiri atas nama-nama Negara serumpun: Indonesia, Malaysia, Brunei, dan seterusnya;
- Daftar II terdiri atas singkatan-singkatan lembaga-lembaga Negara: MPR, DPR, dan seterusnya;
- Daftar III terdiri atas singkatan-singkatan nama-nama badan internasional: WHO, ILO, dan sebagainya.
5. Pengaruh letak bersambung
Untuk memperoleh efek positif dari pengaruh letak bersambung, kita di anjurkan menyusun daftar kata-kata (nama, istilah, dan sebagainya) yang di awali dan di akhiri dengan kata-kata yang harus diingat. Kata-kata yang harus diingat tersebut sebaiknya di tulis dengan menggunakan huruf dan warna yang mencolok agar tampak sangat berbeda dari kata-kata yang lainnya yang tidak perlu diingat. Dengan demikian, kata yang ditulis pada awal dan akhir daftar tersebut memberi kesan tersendiri dan diharapkan melekat erat dalam subsistem akal permanen kita.
Selanjutnya, apa kiat-kiat yang kamu dapat lakukan dalam mengurangi lupa? Apakah kamu memiliki kiat-kiat mengurangi lupa dalam belajar lainnya? Tentunya setiap orang pasti punya cara tersendiri. Namun mudah-mudahan kiat-kiat mengurangi lupa dalam belajar yang saya sampaikan di atas, bisa membantu anda walaupun kurang maksimal atau mungkin tidak terlalu jitu. Akhirnya hanya dengan usaha keras yang tanpa kenal lelah, sabar dan sungguh-sungguh dalam belajar lalu diiringi do’a pada Allah SWT adalah upaya terbaik bagi kita semua dalam menuntut ilmu.
Salam Sejuta Motivasi!
No comments:
Post a Comment