Qalbu menurut Ippho “Right” Santosa :
“…yang lazim kita sebut-sebut “otak” itu maksudnya adalah “otak kiri”. Yakni otak kognitif, otak yang berpikir, otak yang erat kaitannya dengan IQ, atau otak yang menentukan 20% kesuksesan.
Dan, yang selama ini kita sebut “hati” itu dalam kebanyakan kasus, adalah “otak kanan” inilah otak afektif, otak yang merasa, otak yang erat kaitannya dengan EQ, dan otak yang menentukan 80% kesuksesan.
Jadi, otaklah (bukan organ tubuh yang bernama jantung atau hati) yang merasakan senang, antusias, lega, pasrah, sedih, marah, sakit hati, jatuh hati, cemburu, was-was, dan lainnya. Bila merasa was-was otak akan memerintahkan jantung untuk berdebar lebih kencang. Menariknya, untuk segala jenis perasaan otak memancarkan frekuensi tersendiri dan dapat diukur.
Sekiranya agama dan budaya menyebut-nyebut hati sebenarnya itu adalah kiasan atau majasi bukan organ bernama hati atau jantung yang sesungguhnya. Banyak orang yang dioprasi dan diganti hatinya. Lalu, apa yang terjadi? Ternyata orang itu tidak meninggal, tidak berubah sifatnya, tidak berubah imannya. Banyak oroang yang operasi dan dicangkok jantungnya. Apa yang terjadi? Ternyata orang itu tidak meninggal, tidak berubah sifatnya, tidak berubah imannya.
Adakah orang yang dioperasi dan diganti otaknya? Andai itu terjadi dapat dipastikan dia akan meninggal seketika. Dan rupanya, untuk merubah sifat dan iman seseorang cukup dengan mencuci otaknya. Jelaslah, bahwa otaklah yang menentukan. Otaklah yang tidak tergantikan.”
Itulah sebagian analogi yang diberikan mas Ippho Santosa untuk mendukung teorinya tentang qalbu adalah otak kanan.
Tapi sudah tepatkah teori tersebut? Mari kita lihat dulu beberapa hal unik organ tubuh lainnya yang nggak kalah penting, yaitu jantung.
Beberapa hal yang menarik seputar jantung:
- Dari bahasa Arab “Qalb” adalah “Jantung” (Indonesia) dan “Heart” (Inggris). Sedangkan “Kabit” adalah “Hati” (Indonesia) dan “Liver” (Inggris).
- Jantung adalah organ yang paling pertama diciptakan. Baru setelah itu disusul organ-organ lainnya. Ini menunjukkan bahwa jantung adalah yang utama.
- Satu-satunya organ yang nggak boleh berhenti bekerja adalah jantung. Ini menunjukkan bahwa jantung sebagai jiwa dari kehidupan.
- Ketika Rasulullah SAW masih kanak-kanak, beliau pernah dibelah dadanya oleh Malaikat Jibril untuk dibersihkan Qalb-nya. Dengan demikian yang dibersihkan adalah jantung, bukan lever (hati).
- Putus cinta dengan kekasih atau menghadapi kematian orang dekat dapat meningkatkan resiko terkena serangan jantung. Demikian menurut hasil sejumlah penelitian. Perasaan trauma semacam itu juga memicu munculnya hormon stress ke dalam aliran darah dan membuat jantung sempat terhenti sejenak.
- Untuk membuktikan seseorang itu sudah meninggal atau belum adalah detak jantung atau denyut nadinya. Nggak mungkin melihat yang lain.
- Segumpal jantung memiliki berat 312 gram. Kata segumpal cocok seperti yang ada dalam hadits. Ini kebetulan nggak ya?
- Agar sehat, ahli kesehatan menyarankan untuk melakukan senam jantung sehat atau jalan pagi. Jika jantung sehat, maka semua fungsi tubuh akan menjadi sehat pula.
Lalu benarkah jantung nggak ada kaitannya dengan “segumpal darah” seperti yang disebutkan mas Ippho? Jawaban yang paling tepat sebenarnya adalah “jantung dan otak” merupakan satu paket. Keduanya saling berhubungan melalui jalan yang dinamakan urat syaraf. Bahkan bukan cuma otak, semua organ terhubung dengan jantung baik langsung maupun tidak.
Sejak dulu, pembahasan tentang letak Qalb ini sudah banyak membuat kesulitan para pemikir terutama yang mendasarkan analoginya ini pada sesuatu yang bersifat indrawi. Padahal, manusia itu nggak bisa dipahami hanya sekedar indrawi saja lho.
Memang di dalam jasad kita ini terdapat perkara-perkara aneh yang terkadang membuat bingung akal kita sendiri. Simaklah sabda Nabi SAW ini, “Jika segumpal darah itu baik, maka baik pulalah jasadnya”.
Maka, qalbu merupakan tempat akal dan pengatur yang memiliki hubungan erat dengan otak. Karena itu, jika otak rusak, pikiran dan akal juga rusak. Akan tetapi akan yang mengatur ada di dalam qalbu, dan qalbu itu ada di dalam dada.
Penulis : Abdurrahman Hanafi
Sumber : Dialog dengan Jin ABG
No comments:
Post a Comment