Percayakah Anda bahwa cinta mampu memberikan kekuatan kepada siapa saja untuk mengubah kualitas hidupnya dan cita rasa peradaban lingkungannya????
Ini bukan kisah sepasang insan yang sedang dimabuk asmara, bukan juga sekedar cinta seseorang terhadap kehidupan duniawinya, atau bahkan mungkin cinta seorang suami atau istri kepada pasangannya, namun ini tentang cinta suci yang melebihi dari apapun dan yang tidak tertandingkan dengan apapun.
Penggalan cerita berikut mungkin bisa menggugah hati dan pikiran kita tentang arti sebuah kata cinta dan bisa menebar kecintaan ini kepada siapapun tanpa memandang status, jabatan, atau hal lainnya yang bersifat sementara.
Melalui buku Serial Cinta yang ditulis Anis Matta sudah merubah paradigma saya mengenai cinta, kita akan lihat dari satu dari sekian kumpulan kisahnya, yaitu tentang Pesona Sang Nabi.
Nabi Muhammad saw adalah pemilik cinta terbesar yang pastinya sangat layak kita contoh sikap dan baktinya kepada umat, termasuk kita (J insya Allah) beliau mengajarkan makna cinta sebenarnya. Bayangkan saja, ketika Allah SWT mengundangnya ke Sidhratul Muntaha – sebuah tempat yang kesudahan di puncak langit ketujuh. Sebuah tempat yang sangat menggoda untuk tidak ditinggalkan, di amna Rasululloh berhak untuk meminta kepada Allah SWT melalui perantara Malaikat Jibril untuk menetap di sana dan meninggalkan ummatnya. Namun cinta nya Rasululloh terhadap ummat melebihi cintanya kepada kesenangan dan kebahagiaan pribadi.
Kisah cintanya Rasululloh pun bisa kita dengar dari kisahnya dakwah Beliau saat di thaif, kala beliau dilempar batu oleh sekumpulan anak kecil di tengah perjalanan dakwah beliau hanya tersenyum sambil mengobati luka – luka kakinya yang berdarah dan berkata “Jangan pernah membalas mereka karena beliau faham kepada Islam.” Subhanallah...
Seperti juga cinta menghaluskan jiwanya sebelas tahun kemudian saat Beliau membebaskan penduduk Mekkah yang Ia taklukkan setelah pertarungan selama dua puluh tahun masa kenabian beliau, saat beliau mengajak para penduduk mekkah termasuk paman – pamannya untuk beriman kepada Allah SWT dan Rasululloh saw. Hanya penyiksaan dan kesengsaraan yang didapat. Namun hebatnya kekuatan cinta Rasululloh Muhammad saw beliau memafkan mereka semua.
Beliau juga begitu mencintai anak yatim, beliau pernah bersabda bahwa Beliau dan anak yatim seperti jari telunjuk dan jari tengah. Saking dekatnya beliau dengan mereka bahkan beliau sangat memuliakan mereka, jika memandangnya beliau berikan pandangan terbaiknya, jika mereka didekatnya beliau usah kepalanya, dan masih banyak lagi ungkapan cintanya Rasul kepada anak yatim.
Dan pastinya masih banyak lagi kisah cinta beliau kepada kita, semoga di bulan ramadhan yang mulia ini kita mulai belajar mencintai bahkan melakukan apa yang pernah beliau lakukan kepada lingkungannya. Jadikan momen ramdhan
Ini bukan kisah sepasang insan yang sedang dimabuk asmara, bukan juga sekedar cinta seseorang terhadap kehidupan duniawinya, atau bahkan mungkin cinta seorang suami atau istri kepada pasangannya, namun ini tentang cinta suci yang melebihi dari apapun dan yang tidak tertandingkan dengan apapun.
Penggalan cerita berikut mungkin bisa menggugah hati dan pikiran kita tentang arti sebuah kata cinta dan bisa menebar kecintaan ini kepada siapapun tanpa memandang status, jabatan, atau hal lainnya yang bersifat sementara.
Melalui buku Serial Cinta yang ditulis Anis Matta sudah merubah paradigma saya mengenai cinta, kita akan lihat dari satu dari sekian kumpulan kisahnya, yaitu tentang Pesona Sang Nabi.
Nabi Muhammad saw adalah pemilik cinta terbesar yang pastinya sangat layak kita contoh sikap dan baktinya kepada umat, termasuk kita (J insya Allah) beliau mengajarkan makna cinta sebenarnya. Bayangkan saja, ketika Allah SWT mengundangnya ke Sidhratul Muntaha – sebuah tempat yang kesudahan di puncak langit ketujuh. Sebuah tempat yang sangat menggoda untuk tidak ditinggalkan, di amna Rasululloh berhak untuk meminta kepada Allah SWT melalui perantara Malaikat Jibril untuk menetap di sana dan meninggalkan ummatnya. Namun cinta nya Rasululloh terhadap ummat melebihi cintanya kepada kesenangan dan kebahagiaan pribadi.
Kisah cintanya Rasululloh pun bisa kita dengar dari kisahnya dakwah Beliau saat di thaif, kala beliau dilempar batu oleh sekumpulan anak kecil di tengah perjalanan dakwah beliau hanya tersenyum sambil mengobati luka – luka kakinya yang berdarah dan berkata “Jangan pernah membalas mereka karena beliau faham kepada Islam.” Subhanallah...
Seperti juga cinta menghaluskan jiwanya sebelas tahun kemudian saat Beliau membebaskan penduduk Mekkah yang Ia taklukkan setelah pertarungan selama dua puluh tahun masa kenabian beliau, saat beliau mengajak para penduduk mekkah termasuk paman – pamannya untuk beriman kepada Allah SWT dan Rasululloh saw. Hanya penyiksaan dan kesengsaraan yang didapat. Namun hebatnya kekuatan cinta Rasululloh Muhammad saw beliau memafkan mereka semua.
Beliau juga begitu mencintai anak yatim, beliau pernah bersabda bahwa Beliau dan anak yatim seperti jari telunjuk dan jari tengah. Saking dekatnya beliau dengan mereka bahkan beliau sangat memuliakan mereka, jika memandangnya beliau berikan pandangan terbaiknya, jika mereka didekatnya beliau usah kepalanya, dan masih banyak lagi ungkapan cintanya Rasul kepada anak yatim.
Dan pastinya masih banyak lagi kisah cinta beliau kepada kita, semoga di bulan ramadhan yang mulia ini kita mulai belajar mencintai bahkan melakukan apa yang pernah beliau lakukan kepada lingkungannya. Jadikan momen ramdhan
No comments:
Post a Comment