Bangsa ini sedang mengalami krisis kepemimpinan yang sangat kronis!. Krisis kepemimpinan ini pada akhirnya menjerat bangsa ini ke dalam krisis multidimensional. Rakyat kecil bertanya-tanya mengapa semua ini terjadi? Semua orang sudah tahu jawabannya. Mayoritas rakyat negeri ini dengan mudah menudingkan jari telunjuknya bahwa, biang semua ini adalah karena masih banyak para pemimpin yang belum menjalankan fungsi kepemimpinan seperti yang disyari’atkan dalam agama.
Ada dua pendekatan ektrem tentang kepemimpinan. Pertama, kepemimpinan identik dengan kekuasaan. Paradigma ini menyeret manusia untuk menghalalkan segala cara untuk memperoleh kedudukan, dari mulai mengobral janji-janji sampai menggunakan money politic. Kedua, memandang kepemimpinan dari segi kemanusiaan. Paradigma ini beranggapan bahwa menjadi pemimpin adalah menjadi pelayan bagi masyarakat yang dipimpinnya. Pemimpin seperti ini selalu berupaya memberikan yang terbaik bagi khalayak yang dipimpinnya.
Pemimpin yang sejati adalah pemimpin yang bisa menjadi panutan bagi bawahannya. Tanda-tanda pemimpin seperti ini telah ada pada diri Rasulullah Muhammad SAW. Dia melaksanakan kepemimpinan dengan sendi-sendi akhlaqul karimah. Ketika ‘Aisyah r.a. ditanya oleh para sahabat bagaimana akhlaq Rasulullah , dijawab bahwa akhlaq Nabi SAW adalah Al-Qur`an.
Ini artinya siapapun yang ingin meneladani kepemimpinan Rasulullah SAW, harus menjadikan Al-Qur`an sebagai pegangan hidupnya. Dan di dalam Al-Qur`an sendiri terdapat Asma`ul Husna yang sarat dengan ilmu kepemimpinan.
No comments:
Post a Comment