“Mengubah Cacian Jadi Kekaguman”
oleh : Maryam Ali Basrah*
oleh : Maryam Ali Basrah*
Ada yang bilang kalo mimpi itu bunga tidur. Ibaratnya bagai garam dalam sayur. Tanpa garam, secantik apapun si sayur, tetap aja hambar. Dalam tidur juga begitu. Kalo gak mimpi rasanya belum tidur. Sekarang, mari kita balikan. Tidur aja butuh mimpi, apalagi hidup? Berarti sangat jelas kalo orang hidup itu butuh yang namanya mimpi. Tanpa mimpi, hidup pastilah hambar. Dan saya juga mau bilang ‘jangan takut bermimpi!’.
Kenapa saya bilang jangan takut bermimpi? Kalo kamu merasa takut untuk bermimpi, gak berani berangan-angan jauh, gak berani punya cita-cita yang menakjubkan, dan gak pede cuma buat bilang ‘aku bisa!’. Itu artinya, kamu juga takut buat sukses! Kamu gak siap jadi orang sukses! Padahal untuk bermimpi, atau berangan-angan, kita gak usah bayar, alias GRATIS!! Gak usah nunggu jadi anak pejabat dulu, gak usah nunggu sesuatu yang ‘WAW’ jatuh dari langit, gak usah jadi anak beruntung yang endingnya di jodohin sama keturunan raden atau anak konglomerat berdarah biru. GAK USAH !!
So, yang namanya mimpi itu berhak di miliki siapa aja, dimana aja, dan kapan aja. Jangan nunggu kebetulan dari Tuhan. Karena Tuhan pun , berprasangka kepada hambanya, sebagaimana prasangka hambanya. Karena itu, jangan berkata ‘GAK BISA !’. Kenapa coba? Karena kalo kamu lebih pede bilang ‘GAK BISA!’ dengan berjuta alasan yang melatarbelakangi pula, misalnya kamu bilang, “saya gak bisa jadi juara”, “karena saya gak pinter!”, “orangtua saya miskin, saya gak mampu beli buku !”, “saya anak yatim, ibu saya hanya buruh cuci!”, dan saya gak bisa jadi juara, karena waktu belajar saya tersita buat bantu ibu di rumah!”.
Nah, itu semua bukan alasan! Hidup dengan keterbatasan itu bukan alasan untuk menjadi looser! Kalo kamu udah berprasangka jelek duluan, sudah mengecap duluan kalo kamu looser, berarti kamu kalah sebelum bertanding! Maka Tuhan pun tidak akan berprasangka bahwa anda mampu! Ingat hukum tarik menarik, apa yang kamu pikirkan akan menarik hal yang sama dari alam semesta. Maka buang jauh-jauh dua kata mematikan itu menjadi ‘pasti bisa!’. Percayalah pada diri sendiri. Buktikan ke semua orang bahwa kamu mampu! Bukan sekedar di mulut aja, saya ingin jadi juara, saya ingin jadi dokter, saya ingin, ingin, ingin, dan banyak lagi ingin ingin yang lain. Jangan hanya katakan ingin, tapi akan! Wujudkan! Seperti kata mantan presiden Amerika Serikat, (Theodore Roosevelt) “ semua sumber daya yang kamu perlukan , ada di dalam benakmu”.
Nah, seperti apa kata Mbak Damayanti, S.Psi.,SPd. Dalam buku motivasinya yang berjudul ‘Saya Bisa Raih Nilai Un 10 !’ kalo kita bisa pede bilang gula itu manis, karena kita pernah mencicipinya. Kita bisa pede bilang kalo patah hati itu sakit banget rasanya, karena kita pernah ngerasain sakit yang amat, down, nangis-nangis waktu orang yang kita sayang “say goodbye” . Kita bisa pede cerita gimana rasanya jatuh cinta karena kita sendiri pernah ngalamin dag dig dugnya hati, merona wajah yang malu-malu, apalagi sampai mati gaya di depan orang yang kita cintai. Karena itu, saya juga pede bilang ‘jangan takut bermimpi !’ karena saya pernah jadi juara kelas, tiga tahun berturut-turut sampai menjadi juara Umum dan meraih beasiswa pelajar berprestasi selama mengenyam pendidikan di sekolah swasta MTs. Al - Ikhlash (setara dengan SMP). Saya juga terpilih menjadi wakil sekolah untuk ikut lomba HIMATIKA se- Jawa Barat di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Lomba reading contest bahasa Inggris se-Kabupaten Bandung. Saya sudah buktikan kalo jadi juara itu gampang. Buat apa takut untuk bermimpi? Kalo yang membuat mimpi itu Tuhan. Jangan jadikan Tuhan sebagai mitra dagang, yang apabila kita meminta, harus di kabulkan semua. Man shabara zafira! Barang siapa yang bersabar, maka akan beruntung.
Saya juga mau bilang, saya bisa mencetak prestasi, berani berangan-angan, bukan karena fasilitas pendidikan yang mendukung, bukan karena sering ikut bimbel setiap minggu, bukan karena saya konglomerat berdarah biru, NGGAK !! Bapak saya cuma pedagang, ibu saya mantan TKW di Arab Saudi, untuk menyambung hidup pun saya rela menanggung malu untuk berjualan gorengan di dalam kelas, di depan teman-teman saya yang semuanya hampir dari kalangan berada, yang selalu mencaci saya, menghina, dan mengolok-olok. Tapi saya tidak minder, saya tidak menyerah! Saya kumpulkan cacian, saya kemas, saya simpan baik-baik, saya renungkan, dan saya sulap menjadi kekaguman. So, sekarang saya bukan lagi Mariam anak penjual gorengan, tapi anak penjual ide. Mari bangunkan raksasa tidur itu! karena mimpi diibaratkan sebagai bibit yang apabila di tanam, bisa menghasilkan di masa depan. Seperti kata mutiara yang saya kutip dari buku Negeri 5 Menaranya Ahmad Fuadi ‘man jadda wajada’ barang siapa yang sungguh-sungguh, maka akan berhasil. Jadi jangan salahkan siapapun kalau kamu tidak berhasil, mungkin kamu tidak bersungguh-sungguh. Seperti apa kata guru saya, Ahmad Subuki, S.Pd.I “we become what we think about !” kita, menjadi apa yang kita pikirkan !
So, seperti kata Walt Disney juga ‘jika kamu bisa memimpikannya, kamu bisa mewujudkannya!’ maka jangan lagi pede bilang ‘gak bisa’. Saya juga mau tularkan virus SMS saya.
SEMANGAT
MENUJU
SUKSES
MENUJU
SUKSES
Slogan saya di sekolah yang selalu memompa energi saya ketika saya mulai lelah untuk berjuang. Saya juga ingat perkataan Imam Syafi’i yang saya kutip dari buku Ranah 3 Warnanya Ahmad Fuadi “ berlelah-lelahlah, karena manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang” .
Tapi jangan lupa seimbangkan. Kamu minta ini dan itu kepada tuhan. Tapi apa yang kamu berikan, apa yang kalian korbankan untuk mendapatkan itu semua, mendapatkan apa yang kita mau, mendapatkan ridho Tuhan?
Finaly, SUKSESLAH MENURUT PENILAIAN TUHAN !!
*) Penulis adalah siswi kelas XII di MA Darul Inayah Cisarua Kab. Bandung Barat