Social Icons

Jun 20, 2013

Ibarat Berteduh di Bawah Pohon

ibadah berteduh di bawah pohon
Siapa yang tidak ingin punya banyak harta, rumah mewah, mobil bagus, dan sebagainya? Saya kira tidak ada. Siapapun fitrahnya pasti menginginkan semua itu karena Allah sudah menjadikan indah pada pandangan manusia kecintaan terhadap yang demikian itu.

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, sawah dan lading. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (syurga).” (QS. Ali Imran : 14)

Itulah dunia, keindahannya sangat indah mempesona setiap orang baik laki-laki maupun wanita, baik tua maupun muda. Akan tetapi, hakikat dari keindahan dan pesona dunia ini sebenarnya adalah kehinaan, permainan, senda gurau, dan baying-bayang. Orang-orang yang mengejarnya dan sangat bernafsu untuk menguasainya telah tertipu dan terperdaya.

“Sesungguhnya kehidupan dunia hanya permainan dan senda gurau.” (QS. Muhammad : 36)

“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran : 185)

Kedua ayat di atas jelas memberitahukan kepada kita tentang kehinaan dan kerendahan nilai dunia ini. Jika dibandingkan dengan akhirat, dunia tidak berarti apa-apa. Rasulullah SAW mengibaratkan kenikmatan dunia hanya dengan setetes air yang terjatuh dari ujung jari telunjuk saat dicelupkan ke dalam air. Sedikit sekali.

Saudaraku, janganlah kamu terlalu ambisius kepada dunia ini sehingga melupakan kebahagiaan akhiratmu. Padahal, kamu tahu bahwa akhirat adalah tempat kembalimu. Menetapmu di dunia tidak lebih ibarat seorang musafir yang sedah berteduh di bawah pohon rindah untuk beristirahat sejenak. Kemudian melanjutkan perjalanan kembali. Oleh sebab itu, kumpulkan bekal amal saleh sebanyak mungkin. Perjalanan kita masih panjang.

Bolehkah bercita-cita menjadi orang kaya, berpendidikan tinggi, memiliki banyak jabatan penting? Tentu saja boleh, tapi jangan sampai itu yang menjadi tujuanmu. Jadikan semua itu sebagai alat. Alat untuk mencapai kebahagiaan di akhiratmu nanti. Jadikan semua itu sebagai sarana untuk selalu mendekat dengan Allah yang telah memberikan kepadamu semua kebaikan tersebut.

Jangan sampai kita menjadi manusia-manusia terkutuk lantaran berambisi terhadap dunia. Kalau sudah terkutuk, apa bedanya kita dengan iblis yang dikutuk lantaran durhaka kepada Allah SWT. Na’udzubillahi min dzalik..

“Sesungguhnya dunia ini terkutuk, dan terkutuk pula semua yang ada di dalamnya kecuali mengingat Allah dan segala sesuatu yang berhubungan dengan-Nya, orang yang ‘alim atau orang yang menuntut ilmu.” (HR. Ibnu Majar)

Disarikan dari buku Pelembut Hati karangan Abdul Aziz bin Nashir Al-Musainid

No comments:

Post a Comment